Langsung ke konten utama

Ubiquitous Computing by Asri Safirannisa

Tugas Pertemuan 4

Assalaamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh

안녕하세요
Annyeonghaseyo. 

          Dalam bahasa Indonesia artinya adalah Hallo Semua. Apa kabarnya ? Semoga dalam keadaan sehat wal’afiat guys.

Pada Pertemuan keempat kali ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai Ubiquitos Computing. Ubiquitos Computing merupakan salah satu jenis computing yang masih tabu dalam istilah masyarakat. Meskipun istilah tersebut sudah lama ditemukan, yaitu pada tahun 1988 oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC) yang telah memproklamirkan istilah tersebut, sehingga beliau dikenal sebagai bapak Ubiquitous Computing. Berikut ini akan saya jelaskan mengenai Ubiquitous Computing . Check this out J

Apakah itu Ubiquitous Computing ?
“Ubiquitous” secara harfiah berarti ada dimana-mana, dan“computing” bermakna komputasi yang dikaitkan dengan komputer. Sehingga secara sederhana diperoleh istilah komputasi dimana-mana. Atau bisa diartikan Ubiquitous Computing adalah metode untuk meningkatan penggunaan komputer dengan membuat banyak komputer tersedia diseluruh lingkungan fisik, tetapi membuat mereka secara efektif terlihat oleh pengguna (user).


Sejarah Ubiquitous Computing 
        Mobile Computing merupakan salah satu langkah revolusi besar dalam perkembangan teknologi di pertengahan tahun 1970-an. Pada tahun 1988 oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior yang menjabat sebagai Chief Technologist  di Xerox Palo Alto Research Center (PARC).  Ia dikenal sebagai bapak Ubiquitous Computing. Mark menulis beberapa kajian awal mengenai subjek tersebut, terutama pada penjelasan inti konsepnya.

        Ubiquitos Computing disebut sebagai gelombang ketiga dalam komputasi. Yang pertama adalah konsep mainframe, dimana sebuah mesin dipakai oleh banyak orang secara bersamaan (one computer, many people). Sekarang kita berada pada era PC yaitu seseorang menggunakan masing-masing mesin yang dimilkinya (one person, one computer). Apalagi sekarang komputer semakin banyak dan di masa yang akan datang Ubiquitos Computing akan menjadi era “one person, many computers”.

        Mark Weiser menjelaskan Ubiquitos Computing merupakan sebuah model/konsep interaksi manusia komputer yang paling canggih dan modern, dimana proses informasi keduanya diintegrasikan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, seseorang yang menggunakan peralatan tersebut dikarenakan sudah sangat membaur dengan lingkungannya. Model seperti ini adalah pengembangan dari paradigma desktop computing.

        Inti dari model Ubiquitos Computing (yang juga sering disebut Pervasive Computing) melakukan pembagian resource (sumber daya) yang ringan, tidak mahal, dalam jaringan pemrosesan handal secara bersama-sama dan terdistribusi ke dalam semua aspek kehidupan sehari-hari.

        Ubiquitos Computing memberikan tantangan kepada cabang ilmu komputer  dalam pendesainan dan pemodelan sistem, dan dalam hal user interface. Model interaksi manusia-komputer yang sudah jadul seperti command-line (text-based), menu-driven, atau yang berbasis GUI tidak cocok dan tidak mencukupi untuk masalah Ubiquitous Computing. Interaksi “alami” yang dibutuhkan harus segera dimunculkan, meskipun banyak model yang sudah mendekati interaksi seperti itu seperti contohnya telepon selular, digital audio player, GPS, dan interactive whiteboard.

Mark Weiser mengenalkan tiga bentuk dasar dari mesin Ubiquitous Computing yaitu :

1.  ParcPad / Pad
Hasil gambar untuk parcpad
Merupakan sebuah perangkat kaki-besaran yang melayani peran notebook berbasis pena atau e-book reader, dan Liveboard, perangkat skala yard yang menyediakan fungsi papan tulis.

2. Liveboards
Hasil gambar untuk liveboard

Liveboards adalah untuk mengganti benda yang setara di tempat kerja dengan menawarkan affordances fisik yang sama, tujuan yang sama pentingnya adalah untuk meningkatkan kemampuan mereka relatif terhadap teknologi asli, dengan demikian membuat nilai menarik proposisi bagi pengguna. Misalnya, pada papan tulis konvensional yang memungkinkan guru untuk menulis catatan tentang pelajaran yang dapat ditangkap saat berinteraksi di kelas. Namun, Liveboard tidak hanya memberikan kemampuan dasar tetapi juga menambahkan opsi pengindeksan markup berbasis pena dengan kontekstual untuk membuat pencarian masa depan dan mudah dalam pengambilan

Karakteristik Lingkungan dari Ubiquitous Computing
Ada banyak jenis layanan yang dapat ditawarkan dalam lingkungan AmI, antara lain layanan-layanan airport, perkantoran, perbankan, transportasi, supermarket, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain yang tercakup dalam suatu area perkotaan. 
Karakteristik Lingkungan dari Ubiquitous Computing adalah sebagai berikut : 
–         Personal Device

Pemakai dilengkapi dengan peralatan pribadi yang mudah dibawa kemana-mana (portable) seperti: PDA, smart phone, komputer kecil yang mudah dibawa, atau sejumlah peralatan nirkabel yang saling terhubung membentuk suatu Body Area Network. Peralatan-peralatan tersebut secara dinamis dapat menyesuaikan jenis protokol radio yang berbeda.

–         Network Architecture
Para pemakai bergerak dalam suatu jaringan komunikasi nirkabel heterogen yang membentuk suatu jaringan berkabel yang lebih luas. Peralatan pemakai saling terhubung menggunakan jaringan nirkabel berbasis infrastruktur. Peralatan-peralatan tersebut juga dapat berhubungan dengan peralatan, sensor, dan layanan yang ada di lingkungan.

–         Service Provisioning
     Layanan bagi pemakai disediakan di berbagai tempat berbeda dalam lingkungan AmI di mana pemakai dapat menggunakan layanan yang tersedia dengan sumber-sumber daya yang terhubung tanpa kabel. Layanan-layanan ini diberikan oleh suatu sistem layanan gabungan dengan application server yang dapat diakses melalui infrastruktur jaringan.

–         Sensing Architecture
Untuk mendukung pemberian layanan-layanan tersebut, lingkungan AmI dilengkapi berbagai jenis sensor. Sensor ini membuat interaksi antara pemakai dengan jenis layanan yang dibutuhkan menjadi lebih efisien. Sensor ini akan menangkap informasi dari lingkungan secara terus-menerus dan memantau aktivitas yang dilakukan para pemakai. Sensor ini kemudian membawa informasi tersebut ke sebuah modul AmI yang akan memprosesnya dalam suatu aplikasi. Jenis sensor yang digunakan meliputi jenis sensor tradisional seperti: sensor suhu, tekanan, cahaya, kelembaban udara, dan sensor-sensor yang lebih kompleks, seperti kamera yang dihubungkan dengan jaringan kabel. Dengan demikian, infrastruktur AmI harus dapat menangkap informasi-informasi dari peralatan-peralatan sensor tersebut.

–         Modes of Interaction
Pemakai berinteraksi dengan layanan melalui suatu multimodal user interface yang menggunakan peralatan pribadi untuk berkomunikasi.  Multimodal  communication memungkinkan pemakai mangakses layanan tidak hanya pada saat mereka duduk di depan PC, tetapi juga pada saat mereka bergerak bebas dalam lingkungan AmI.

Spesifikasi Teknis
Ubiquitous computing mempunyai beberapa spesifikasi teknis sebagai berikut:

1.   Terminal & user interface

Peralatan yang digunakan sebaiknya mempunyai kualitas tampilan yang bagus dan responsif terhadap input dari pemakai. Walaupun dengan ukuran display yang terbatas, penggunaanya harus intuitif dengan tampilan yang bersih menggunakan alat input yang berbeda seperti: penhandwriting recognition dan speech recognition.

2.  Peralatan yang murah

Jika kita membangun sebuah sistem dengan banyak komputer untuk satu pemakai, biaya satu komputer hendaklah tidak terlalu mahal. Meskipun komputer biasa pada umumnya relatif lebih mahal, kamputer ini tidak dapat digunakan untuk ubiquitous computing. Tidak semua komputer dalam ubiquitous computing memerlukan processor dan harddisk dengan spesifikasi seperti dalam komputer biasa. 

3.  Bandwidth  tinggi

Kebutuhan lain dari ubiquitous computing  adalah mempunyai bandwidth jaringan yang cukup untuk melakukan komunikasi antara peralatan-peralatan yang digunakan. Selain masalah bandwidth, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan transformasi data melalui jaringan, antara lain: lokasi terminal untuk mobile communication, penggunaan frekuensi yang tepat, menjaga kualitas layanan, enkripsi data, dan mengurangi gangguan-gangguan laten terhadap jaringan.

4.  Sistem file tersembunyi

Ketika seorang pemakai menggunakan komputer, dia harus belajar beberapa aspek dasar tentang sistem operasi dan konsep-konsep file serta struktur direktori. Hal ini mengakibatkan pemakai akan lebih terfokus pada bagaimana informasi akan disimpan, bukan pada informasi itu sendiri. Salah satu kebutuhan ubiquitous computing adalah bahwa komputer harus tersembunyi. Komputer harus dapat “memahami” kondisi pemakai. Sebagai contoh, melalui penggunaan voice recognition atau interface lainnya yang memungkinkan pemakai melakukan akses tanpa harus mengetahui nama file tertentu, lokasi atau format file tersebut.

5.  Instalasi otomatis

Ubiquitous computing harus dapat mengeliminasi kebutuhan instalasi program. Dalam sistem konvensional, seringkali diperlukan instalasi program yang dapat menimbulkan masalah, dan dalam beberapa kasus harus melibatkan pemakai. Konsep ini tidak berlaku dalam ubiquitous computing. Program harus dapat berpindah dari sebuah komputer ke komputer lain tanpa harus mengubah konfigurasi dasar dalam menjalankan suatu program baru. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat dipindahkan ke komputer lain dengan mudah (platform-independent).

6.  Personalisasi Informasi

Akan lebih baik jika ubiquitous computing system dapat menjaga agar informasi yang tersedia dapat digunakan sesuai kebutuhan pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah setiap kali ada seseorang yang baru bergabung dalam sebuah komunitas, profil pribadi orang tersebut harus ditambahkan ke setiap peralatan yang ada.

7.  Privasi

Salah satu masalah yang paling penting dalam ubiquitous computing adalah resiko privasi yang serius. Sistem ini dapat menyimpan data-data pemakai dan lokasinya yang mungkin dapat diakses oleh pemakai lain. Teknologi jaringan yang baru seperti infra merah atau komunikasi radio nirkabel menggunakan enkripsi untuk menjaga keamanan data.

Potensi Ambient Intelligence di Indonesia
Dalam paper yang disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi, Wawan Wardiana (2002) menyimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer, sistem jaringan baik berupa LAN maupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk transfer data.
Pada saat ini kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi sudah semakin meningkat. Salah satu bukti pemahaman ini adalah dengan trend teknologi informasi yang tidak saja berpengaruh terhadap gaya hidup para profesional, pelaku bisnis dan pemakai lain di kalangan orang dewasa, tetapi juga berpengaruh terhadap para remaja di tingkat sekolah bahkan anak-anak. Penggunaan teknologi komunikasi seperti SMS, MMS, chatting dan e-mail sudah begitu luas. Trend penggunaan teknologi informasi ini juga dapat kita jumpai di berbagai bidang, seperti pendidikan, perbankan, perdagangan, pemerintahan dan lain-lain.

  Di Bidang Pendidikan
Teknologi informasi sangat berperan dalam menyediakan sarana belajar-mengajar yang lebih efisien seperti trend belajar jarak jauh (distance learning), belajar secara elektronis (e-learning), perpustakaan elektronik (e-library), dan multimedia. Sebagai contoh, Universitas Gunadarma memberikan kemudahan bagi seluruh mahasiswa untuk melihat nilai cukup dengan mengecek website mahasiswa yaitu www.studentsite.gunadarma.ac.id.


    Di Bidang Perbankan

Teknologi informasi memberikan kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi. Semakin banyak pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi cukup menggunakan kartu elektronik atau smart card. Nasabah pun tidak perlu lagi datang ke lokasi untuk melakukan transfer uang ke bank yang berbeda.
Berdasarkan fakta-fakta yang digambarkan di atas, muncul suatu pemikiran bahwa trend teknologi informasi di Indonesia akan mengarah ke ubiquitous computing  yang merupakan konsep dasar dari teknologi Ambient Intelligence.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan akan potensi penggunaan teknologi AmI di Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1.    Semakin berkembangnya teknologi jaringan khususnya jaringan nirkabel yang memungkinkan transfer data dapat dilakukan dengan lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih kecil.

2.   Tingkat kemampuan masyarakat dalam menggunakan atau membeli komputer dengan kemampuan tinggi. Walaupun masih terbatas untuk kalangan tertentu, seperti pelajar, mahasiswa, profesional, pelaku bisnis dan sebagainya, namun pemakaiannya sudah semakin menyebar sehingga orang awam pun sudah terbiasa dengan lingkungan di mana komputer merupakan alat bantu dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari.

3.   Cepatnya perkembangan dan penyebaran teknologi komunikasi di kalangan masyarakat luas memenuhi kebutuhan ubiquitous communication  yang merupakan salah satu pilar teknologi Ambient Intelligence.

4.   Kebutuhan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi yang sudah semakin banyak tersedia. Ketersediaan sumber daya manusia ini didukung oleh semakin berkembangnya sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas yang khusus mendalami bidang ilmu komputer dan teknologi informasi.

5.   Situasi lingkungan yang menuntut tersedianya fasilitas pelayanan yang lebih efisien dan cepat. Jumlah populasi penduduk yang terus meningkat akan menimbulkan masalah kualitas pelayanan dari berbagai instansi yang melayani masyarakat luas. Masalah-masalah tersebut antara lain: antrian yang disebabkan banyaknya orang yang memerlukan layanan yang sama pada saat yang sama, kepadatan lalu-lintas yang juga disebabkan oleh makin banyaknya orang memerlukan layanan. Bukan hanya pelayanan transportasi, tapi juga pelayanan-pelayanan lain yang memerlukan transportasi karena mereka harus datang ke lokasi.

Pada materi sebelumnya yang membahas mengenai cloud computing, mobile computing, dan grid computing, dapat saya disimpulkan bahwa masing-masing teknologi tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan Ubiquitos Computing ini.

Persamaan Ubiquitos Computing dengan computing-computing yang telah dibahas sebelumnya :
  • Metode komputasi ini dapat mengatasi masalah dengan membutuhkan alat seperti PC, laptop, maupun handphone untuk menjalankannya.

  • Pada Ubiquitos Computing dan cloud computing, perangkat perlu tidak terlihat (invisible) secara fisik.

  • Ubiquitous Computing dan mobile computing sejalan dengan benda yang bersifat portable (mudah dibawa).

Perbedaan Ubiquitos Computing dengan computing-computing lainnya :
·         Mobile Computing menggunakan teknologi komputer yang bekerja seperti handphone, sedangkan Grid Computing menggunakan komputer.

·         Biaya untuk pengadaan energi bagi mobile computing cenderung lebih mahal dibanding grid dan cloud computing apabila tidak ada sumber daya listrik karena membutuhkan sumber daya pengganti yaitu baterai.

  • Biaya untuk Mobile Computing lebih mahal dibandingkan dengan Grid Computing dan Cloud Computing.

  • Mobile Computing  tidak membutuhkan tempat dan mudah dibawa kemana-mana, sedangkan Grid Computing and Cloud Computing membutuhkan tempat yang khusus karena bersifat portable.

  • Untuk Mobile Computing proses tergantung dari pengguna, Grid Computing tergantung pengguna mendapatkan server atau tidak, dan Cloud Computing prosesnya membutuhkan koneksi jaringan internet sebagai penghubungnya.

  • Lingkungan dari Ubiquitos Computing merupakan kumpulan dari benda-benda yang mudah dipakai, mudah diselipkan, dan mudah di bawa ke mana-mana, juga terkoneksi secara wireless (tanpa kabel).

·         Secara fisik Cloud Computing atau komputasi awan berupa kumpulan server yang tersambung dalam sebuah jaringan (LAN / WAN). Cloud computing atau komputasi awan merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer-komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama.

·         Pada mobile computing, proses komputasi cenderung dilakukan sendiri oleh user. Pada grid computing, proses komputasi dilakukan terpusat maupun tidak terpusat dimana consumer membutuhkan discovery server. Pada cloud computing, proses komputasi membutuhkan ASP dan internet sebagai media penghubung.


·         Ubiquitous Computing secara terminologi berarti “komputasi dimana-mana”, yang berarti kita dapat melakukan komputasi dimana saja dan kapan saja, tanpa perlu berada di depan perangkat komputer (off the desktop).


REFERENSI

18 Juni 2017.


18 Juni 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Pertemuan 2

Assalaamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh 안녕하세요 Annyeonghaseyo.           Dalam bahasa Indonesia artinya adalah Hallo Semua. Apa kabarnya ? Semoga dalam keadaan sehat wal’afiat. Bertemu lagi dengan saya Asri Safirannisa. Salam kenal J Pada Pertemuan kedua kali ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai Mobile Computing dan Cloud Computing . Seiring dengan perkembangan zaman, semakin lama mengalami kemajuan. Salah satunya dalam hal teknologi. Hampir tidak mungkin di zaman sekarang ini kita membawa PC ( Personal Computer ) kemana-mana karena ukurannya lumayan besar dan berat serta tidak praktis. Perkembangan pesat teknologi informasi menghadirkan media komunikasi global internet yang memudahkan orang untuk saling berkomunikasi tanpa batasan geografis dan waktu. Munculnya teknologi mobile seperti Smartphone , PDA ( Personal Digital Assistant ) yang sudah mulai dikenal luas menghadirkan revolusi baru dalam dunia komunikasi...

Tugas Pertemuan 3

Assalaamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh Bonjour à tous Dalam bahasa Indonesia, Hello Semua.. Apa kabarnya ? Semoga dalam keadaan sehat wal’afiat. Bertemu lagi dengan saya Asri Safirannisa. Salam Kenal Semua J             Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas dua jenis komputasi yaitu Mobile Computing dan Cloud Computing. Pada pertemuan ketiga kali ini, saya akan membahas salah satu komputasi terdistribusi, yaitu Grid Computing . 1. Jelaskan pengertian dari Grid Computing ?             Komputasi Grid atau yang sering disebut Grid Computing adalah sebuah sistem komputasi terdistribusi yang memungkinkan sumber daya komputer dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpanan untuk membentuk sebuah sistem tunggal secara virtual.  Grid sering disebut sebagai sistem terdistribusi dengan beban kerja non-inte...

Tugas Pertemuan 1 Komputasi Modern

Assalaamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh Hello bertemu lagi dengan saya Asri Safirannisa. Pada Pertemuan kali ini, saya akan membahas mengenai Komputasi Modern dan Cloud Computing .   Saat ini Cloud Computing sangat dibutuhkan oleh perusahaan dan pebisnis. Persaingan yang ketat akan membuat perusahaan beralih ke cloud computing yang akan memberikan fleksibilitas dalam mengatur kebutuhan kapasitas virtual server yang dapat disesuaikan dengan kondisi bisnis perusahaan. Layanan Cloud Services terdiri dari layanan Public Cloud yang menyediakan infrastruktur IT yang multi-tenant dengan perangkat virtual server yang dapat diakses melalui jaringan internet maupun jaringan pribadi . Kemudian layanan Private Cloud yang merupakan penyediaan infrastruktur IT menggunakan perangkat IT berdedikasi untuk satu perusahaan yang dapat diakses melalui jaringan internet maupun jaringan p ribadi . 1.     Pengertian dari Komputasi Modern Komputasi itu sendiri a...